Rahim Pengganti

Bab 168 "Perjodohan Atha Acha"



Bab 168 "Perjodohan Atha Acha"

0Bab 168     

Perjodohan Atha Acha     

Bahagia semua orang selalu ingin bahagia begitu juga dengan Gina dan Daffa mereka sangat menikmati hari demi hari yang dijalani sambil menunggu anak mereka lahir. Banyak hal yang terjadi antara cara mereka berdua Gina yang semakin hari semakin sensitif serta Dafa yang semakin hari semakin posesif keduanya sama tidak mau dilanggar satu dengan yang lain nya titik banyak hal yang terjadi dan hal itu benar benar membuat Gina bersyukur bukan hanya kedua nya tapi kedua orang tua mereka masing masing juga bersyukur dengan apa yang terjadi saat ini perjodohan yang terjadi secara tiba tiba nyatanya bisa membuat kedua anak mereka bahagia dan hidup penuh cinta.     

Sikap posesif dari Dafa ini selalu membuat cinta yang tumbuh didalam diri Gina semakin besar wanita itu sangat bersyukur dipertemukan dengan pria yang luar biasa baik seperti suami nya tersebut . Begitu juga dengan Daffa pria itu bahagia diberikan wanita seperti Gina wanita yang luar biasa yang mampu membuat hati dan perasaan nya berubah seketika Gina adalah wanita yang luar biasa baik luar biasa dalam segala hal yang hal itu benar benar membuat Daffa beruntung memiliki seorang istri seperti Gina.     

Hari ini ini Dafa dan Gina akan pergi ke dokter mereka akan mengecek bagaimana kondisi anak nya ya setiap sebulan sekali wajib bagi Daffa dan Gina pergi ke dokter hal itu terjadi karena ingin selalu melihat tumbuh kembang anak nya bahkan pria tersebut kalau bisa ingin setiap hari melihat namun, Ibu Sri langsung memarahi anak nya tersebut.     

Selama kehamilan Gina tidak pernah lagi masak di dapur wanita itu sedikit saja maksud aroma bawang atau apa pun mulai mual dan muntah sangat parah hal itu dalam membuat Daffa tidak pernah mengizinkan istri nya itu untuk masuk ke dalam dapur lagi . Selama ini jika bukan Bunda Carissa dan Ibu Sri, "Sayang!!" panggil Daffa.     

Gina yang berada di depan lemari pendingin, segera mengeluarkan kepala nya dan menatap ke arah sang suami. "Ada apa Mas?" tanya Gina sambil memegang buah apel yang ada di dalam kulkas. Daffa tersenyum, pria itu mencari keberadaan istri nya sejak tadi namun, karena tidak ada di dalam membuat Daffa berteriak, pria itu sangat takut kehilangan istri nya itu, dan hal tersebut semakin membuat Gina bahagia.     

"Kamu kemana aja, sih sayang. Mas dari tadi nyariin kamu," ucap Daffa dengan nafas yang tersengal sengal. Pria itu begitu khawatir dengan kondisi sang istri yang tidak ada di samping nya. Karena Daffa sangat tahu, bagaimana kondisi sang istri jika pagi hari akan selalu bangun lebih siang. Sejak hamil, Gina lebih nyaman tidur lebih lama di atas tempat tidur di bandingkan melakukan kegiatan lain nya.     

"Aku tadi lapar mas. Maka nya nyari makanan dulu," ujar Gina.     

Kedua nya lalu berjalan menuju ke ruang tengah di sana Gina lalu memulai memakan apel yang dirinya ambil di dalam kulkas tadi sedangkan Daffa hanya menatap ke arah sang istri dengan senyum yang begitu mengembang. Tadi pagi Daffa sempat terkejut saat melihat keadaan sang istri yang tidak ada di samping nya pria itu sangat takut jika ada sesuatu hal yang terjadi pada istri nya itu.     

***     

Siang hari nya Gina seperti biasa akan bersiap untuk pergi ke rumah sang mertua. Setiap hari Rabu di rumah mertua nya akan ada pengajian rutin yang diadakan oleh Persit dan hal itu membuat Dina wajib datang ke rumah mertuanya tersebut. Usia kandungan Gina baru menginjak 3 (tiga) bulan namun perutnya sudah mulai sedikit membuncit hal tersebut terjadi karena nafsu makan Gina yang begitu hebat dibandingkan sebelumnya. Ibu hamil tersebut bisa menghabiskan beberapa makanan dalam sekali makan hal itu terkadang membuat Daffa kebingungan dengan sikap istri nya tersebut.     

"Kamu pergi sama siapa sayang biar mas antar aja ya atau gimana?" tanya Daffa. Dina menggelengkan kepalanya wanita itu lalu mendekat ke arah sang suami dengan senyum yang mengembang. "Nanti Dewa yang jemput Mas udah kamu kan mau latihan jadi kamu pergi aja duluan gak usah khawatir ini aku senang aja," jawab Gina.     

Sudah hampir 1 (satu) bulan ini Dafa bersiap untuk latihan gabungan saat dirinya ditugaskan ke luar kota beberapa bulan lagi gimana pun sudah tahu hal itu mau tidak mau dirinya memang harus bersiap ditinggal tugas oleh sang suami.     

"Tapi beneran mau diantar oleh Dewa nggak mau Mas aja yang antar nya sayang?" tanya Daffa lagi. Dengan senyuman yang begitu lebar Gina menganggukkan kepalanya wanita itu yakin dengan apa yang baru saja dirinya ucapkan karena sang ibu mertua lah yang meminta adik iparnya itu untuk menghantar dan menjemput dirinya jika sang suami sedang bertugas.     

"Iya Mas gak apa apa kok tenang aja kamu nggak usah khawatir nanti aku sama Dewa aja sekarang kamu siap siap gih kan sebentar lagi akan latihan kasihan Mas Gilang lama nungguin kamu kalau kamu belum siap," ucap Gina dengan senyum yang mengembang. Daffa lalu menganggukan kepala nya pria itu mulai membereskan beberapa barang yang harus diri nya bawa saat latihan nanti. Sulit bagi Daffa membagi waktu mengenai istri dan juga pekerjaan nya namun Gina selalu memberikan pengertian nya bahwa apapun yang dilakukan Daffa lah adalah demi anak mereka nanti nya.     

Tiga puluh lima menit kemudian, Dewa sudah sampai di depan rumah mereka. Daffa menatap ke arah sang istri, yang sudah siap dengan seragam hijau pupus nya yang terlihat sangat pas di badan nya.     

"Kamu hati hati di jalan ya sayang," ujar Daffa. Dewa yang melihat hal itu hanya menatap datar ke arah kedua orang suami istri tersebut. "Iya mas, kamu juga hati hati latihan nya. Nanti kalau udah selesai, kamu nggak perlu nyusulin kamu langsung istirahat aja," ucap Gina. Namun, Daffa langsung menggelengkan kepala nya, pria itu suka dengan apa yang di ucapkan oleh istri nya. Mau seperti apa, lelah dan capek diri nya saat bekerja Daffa akan terus mengoptimalkan diri nya untuk bisa bersama dengan sang istri. "Nanti Mas, jemput tidak ada lagi penolakan. Pokok nya nanti, setelah selesai latihan Mas bakalan pulang ke rumah ibu," ucap Daffa dengan penuh penekanan . Gina hanya bisa, menghela napas nya sudah tidak bisa lagi wanita hamil itu, membantah karena suami nya sudah mengatakan dengan penuh penekanan. Maka Gina hanya bisa menganggukkan, kepala nya dan menunggu sang suami.     

"Okei, adek sama buna tungguin baba jemput," ucap Gina dengan menirukan suara anak kecil, mendengar hal tersebut Daffa yang cemberut seketika langsung berubah menjadi ceria. Dafa juga langsung tersenyum ke arah istri nya setiap kali Gina menirukan suara anak kecil hal itu akan membuat Dafa begitu bahagia. Pria itu bahkan sudah tidak sabar untuk bertemu dengan calon anak mereka nanti nya, mobil sang adik yang sudah pergi meninggalkan halaman rumah dinas tersebut. Senyum di wajah Daffa tidak pernah luntur bahkan sampai mobil tersebut meninggalkan gerbang komplek rumah dinas.     

Sepanjang jalan di dalam mobil Dewa dengan mudah nya mengejek sang kakak ipar karena sikap nya tadi dan juga melihat sikap Abang yang sangat berbeda dari biasa nya sejak kehamilan Gina sikap Dafa memang terlihat berbeda pria itu lebih banyak senyum dan tertawa hal itu membuat dewasa sangat bersyukur karena abangnya sudah berubah tidak seperti biasa nya.     

"Na, Lo tau nggak kenapa istilah orang orang selalu mengatakan kalau seorang pria sudah bertemu dengan pawang nya maka pria itu akan bersikap bucin terhadap pasangan nya dan hal itu terjadi sama Bang Daffa banyak hal yang berubah dari abang gue itu tidak mau ikut acara arisan walaupun ibu dengan susah payah membujuk lalu Bang Daffa yang akan seenaknya mau dia pulang atau tidak lalu senyum Bang Daffa akan sangat jarang senyum apalagi dengan orang yang tidak diri nya kenal namun ketika lo masuk ke dalam kehidupan nya Bang Daffa abang gue seolah bertemu dengan sebuah cahaya yang begitu indah dan hal itu buat gue bersyukur." Mendengar ucapan yang dilontarkan oleh Dewa membuat Gina begitu terharu banyak orang yang mengatakan hal tersebut bahwa sejak menikah dengan diri nya Daffa menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan hal itu membuat Gina bahagia kehadiran nya membawa energi positif kepada suami nya dan orang disekitar nya.     

"Gue bersyukur kalau kehadiran gue membuat banyak nilai positif pada mas Daffa setidak nya perjodohan yang gue kira akan buruk namun nyatanya tidak apa yang dipilihkan oleh kedua orang tua kita nyata nya adalah hal yang terbaik dan gue bersyukur dipertemukan dengan suami yang begitu bertanggungjawab seperti Mas Dafa, puji Gina. Kedua nya saling berbicara satu dengan yang lain banyak hal yang diungkapkan oleh Dewa mengenai perubahan sikap sang Abang yang sangat signifikan hal tersebut membuat Gina begitu bahagia bukan hanya Dafga yang berubah tapi sikap dewasa Gina pun sama wanita itu juga lebih dewasa setelah menikah dengan Daffa.     

Tak lama mobil yang dikendarai oleh Daffa setelah sampai di rumah sang mertua Ibu Sri langsung menyambut Gina dengan wajah yang begitu bahagia harus nya kemarin Gina menginap di rumah mertuanya tersebut namun lagi lagi sang suami tidak mengizinkan nya karena Daffa tidak bisa tinggal jauh dari istrinya tersebut apalagi setiap malam Dafa punya kebiasaan baru yaitu selalu mengajak anak didalam kandungan isinya itu berbicara meskipun hanya mengucapkan halo ataupun menyapa dan hal itu juga membuat Gina menjadi semakin nyaman titik terakhir kali mereka memeriksakan keadaan kandungan Gina dokter memuji wanita hamil itu yang memiliki mood stabil berbeda dengan ibu hamil lainnya yang terkadang sering naik turun Gina juga pernah merasakan hal itu namun, hal tersebut hanya sebentar selebih nya Gina kembali seperti Gina yang dulu hanya saja porsi makan wanita itu jauh dua kali lipat dari biasa nya.     

"Sayang gimana tadi di Jalan Dewa enggak bawa mobil secara brutal kan kamu nggak apa apa kan bilang sama ibu kalau Dewa bawa mobilnya ugal ugalan biar nanti dihukum sama bapak," ucap Ibu Sri dengan begitu khawatir. Dewa yang berada di samping Gina hanya bisa memutar wajah nya kesal pria itu sangat kesal dengan ucapan yang dilontarkan oleh sang ibu. Ibu Sri bahkan melebihi sikap positif yang dilakukan oleh Daffa bahkan wanita itu sering mengomel anak anak nya agar bisa berlaku baik dengan Gina hal itu terkadang membuat Gina menjadi tidak enak dengan Dewa ataupun suaminya namun, Ibu Sri mengatakan bahwa hal itu biasa saja karena mereka berdua harus bisa siaga sebagai Om dan juga Ayah bagi calon anak Gina nanti nya.     

"Yaelah Bu aku juga masih mau hidup loh bu kalau aku ugal ugalan bisa mati ditembak Bapak sama Bang Daffa lo aku nggak mungkin lo dan yang pasti ya Bu anak yang ada di dalam kandungan nya Gina itu juga keponakan aku loh nggak mungkin aku bakalan ugal ugalan," kelu Dewa.     

Mendengar hal itu Ibu Sri hanya menatap anak nya sekilas lalu mengajak menantunya itu masuk ke dalam rumah di dalam ternyata sudah ada beberapa Ibu Persit lahirnya titik beberapa orang yang sudah ada langsung menyapa dengan intens kepada Gina begitu juga dengan beberapa orang yang awalnya tidak suka dengan ghina akhirnya dengan sangat terpaksa mereka harus menyukai Gina karena Gina merupakan seorang menantu dari jendral terbaik dan pimpinan mereka di batalyon acara demi acara yang rutin dilakukan setelah selesai Gina bahkan tidak diizinkan untuk bergerak sedikitpun dari samping sang Ibu hal itu dikarenakan Ibu Sri tidak ingin menantu nya kelelahan karena sedang mengandung hal tersebut menimbulkan sesuatu hal yang menjadi sikap iri bagi yang lain namun Ibu Sri mengatakan bahwa kesehatan Gina dan calon anak cucu nya begitu berharga dibandingkan dengan omongan omongan orang di luar sana.     

Saat ini Gina sedang duduk sambil meminum air kelapa muda yang tiba-tiba saja dia inginkan untunglah dia memiliki seorang adik ipar yang begitu gesit sehingga Dewa langsung mencarikan apa yang diinginkan oleh keponakannya tersebut mereka berdua sedang duduk di halaman belakang Gina sengaja meninggalkan acara Persib yang hampir selesai saat ini para ibu ibu di sana sedang bergosip ria dengan banyak hal dan Gina tidak suka mengenai hal tersebut sehingga wanita itu lebih memilih pergi dari tempat tersebut dibandingkan harus bergabung dan mendengar hal hal yang tidak ingin dia ingin dia dengar.     

"Na!! Lu tuh harus nya Yana bilang sama mereka sekali sekali lo harus jawab ucapan ibu ibu yang nggak penting itu gue kok bingung ya lihat lo yang diem aja diem aja apa nggak kesel gitu dengan ucapan para emak emak yang sok tahu gitu sama kehidupan lho Padahal mereka cuman bisa lihat hal itu dari luarnya aja," ucap Dewa.     

"Terus kalo gue jawab ucapan mereka mereka bakalan diem aja gitu mereka nggak bakalan memperpanjang lu salah ah semakin gue jawab apa yang mereka omongin semakin banyak hal-hal negatif yang bakalan mereka cari-cari untuk gue," balas Gina.     

"Tapi setidak nya mereka nggak nggak menganggap lo lemah kalau kayak gini lo diem aja mereka dengan susah payah bakalan nyerang terus nah dan itu pasti bakal nggak mungkin lu cuman diem aja lu pasti memikirkan kan apa yang yang diucapkan kan oleh orang orang tersebut." Gina hanya tersenyum wanita itu memang sejak awal tidak mau mau memikirkan hal hal yang tidak penting baginya menurut Gina biarkan orang lain mengatakan mengenai hal hal yang tidak baik tapi masih dalam daftar wajar karena membalas ucapan dari orang orang tersebut akan menghasilkan banyak energi negatif terhadap dir inya.     

"Gue cuman punya dua telinga dan dua tangan yang diciptakan Tuhan untuk menutup telinga gue bukan menutup mulut mereka semua nggak bisa menggunakan dua tangan gue hanya untuk menutup omongan omongan yang gak penting dari mereka jadi lebih baik gue mau nutup telinga gue dan tidak memikirkan apapun yang diucapkan orang orang sehingga hati dan perasaan gue bisa lebih tenang dalam menghadapi semua hal yang terjadi."     

Obrolan tersebut berlanjut hingga akhirnya tak lama Daffa datang untuk menjemput istrinya tersebut namun tidak diizinkan oleh Ibu Sri karena hari sudah magrib dan jam-jam seperti ini sangat tidak baik untuk ibu hamil hal tersebut membuat akhirnya mereka berdua menginap di rumah kedua orangtua Daffa.     

***     

"Mas buruan nanti kita telat bisa bisa dimarahin loh sama ayah dan bunda," teriak Gina dari luar. Daffa yang sedang mencari kaos kakinya menjadi tidak konsentrasi pagi ini mereka berdua dikejutkan dengan sebuah kabar mengenai hal yang membuat keduanya sangat syok. Ayah Bian menelpon Dafa mengatakan bahwa mereka berdua harus datang ke rumah kedua orang tua Gina untuk menyambut atau mempersiapkan beberapa keperluan yang akan dibawa oleh keluarga mereka ke rumah seorang wanita. Hal yang semakin membuat Gina kaget adalah hari ini keluarga atta atau dirinya akan datang ke rumah keluarga aca sahabat dari Gina sendiri. "Iya Sayang sebentar ini lagi cari kaos kaki," jawab Daffa. Hanya bisa menghela nafas nya panjang sudah hampir beberapa menit suaminya berada di dalam kamar dan dirinya juga sudah mengatakan di mana letak kaos kaki tersebut. Tapi masih saja belum ketemu saat ini Gina sudah sangat tidak sabar untuk pergi wanita itu sebenar nya masih dalam kondisi syok namun, apa lagi yang mau dikata semua nya terjadi begitu saja bukan hanya Gina yang kaget tapi sekarang juga kaget dengan apa yang dilakukan oleh omnya tersebut sampai sampai mereka berdua memikirkan hal yang tidak tidak namun, hal tersebut langsung disangkal oleh Bunda Carissa.     

Tak lama akhir nya Daffa sudah selesai dengan kaos kakinya pria itu lalu keluar dari dalam kamar melihat hal tersebut Gina langsung mengajak sang suami untuk pergi lalu menganggukkan kepala dan segera keluar dari dalam rumah sesampainya di mobil kedua nya segera pergi. Sepanjang jalan ibu hamil itu mulai berkomentar mengenai Daffa yang yang menjadi sangat lelet, dan Daffa hanya bisa menjadi pendengar saja diri nya tahu bahwa perubahan hormon sang istri membuat Gina yang banyak diam menjadi lebih banyak berbicara.     

"Mas mampir beli batagor dulu ya," ucap Gina. Mendengar hal itu hanya membuat Dafa geleng geleng kepala tingkah laku sang istri benar benar sangat diluar nalar hal itu terjadi karena Gina yang dari tadi ingin cepat cepat pergi dan sampai di rumah kedua orang tua nya tiba tiba meminta hal yang sangat diluar batas kesabaran Daffa namun, meskipun hal tersebut dapat dengan sangat ikhlas mencarikan batagor untuk anaknya.     

Setelah mencari sekitar 10 menit Daffa dan juga Gina akhirnya bertemu seorang penjual batagor dengan senyum yang merekah indah Gina langsung meminta sang suami untuk berhenti di depan gerobak batagor tersebut. Langsung saja membuka kaca sebelah kiri istrinya tersebut setelah itu terbuka Gina langsung saja memesan batagor yang dia inginkan saat mendengar pesanan dari sang istri membuat pria yang ada di sampingnya itu melotot dengan tajam bagaimana tidak istrinya itu memesan 3 porsi batagor dengan kondisi komplit dan dapat mengetahui bagaimana bentuk dari porsi tersebut.     

"Banyak banget yang kamu bakalan ngabisin semuanya?" tanya Daffa. Dengan penuh semangat ghina menganggukkan kepalanya wanita itu sudah tidak sabar untuk makan batagor, "Aku tuh udah dari semalam lho Mas pengen makannya tapi aku tahan Karena aku tahu batagor yang enak itu nggak ada di jam-jam semalam nah makanya pagi ini mumpung kita lagi mau pergi ya udah aku mau minta batagor aja maka nya aku pesen sebanyak itu," jelas Gina.     

Dafa hanya bisa geleng geleng kepala mereka lalu menunggu semua porsi yang dipesan Gina selesai tak lama setelah itu itu mobil yang dikendarai oleh Daffa segera pergi meninggalkan penjual batagor tersebut. Sepanjang jalan ibu hamil itu dengan sangat semangat memakan batagor tersebut dulu ketika usia kandungan Gina masih 1 bulan Dafa begitu anti dengan makanan makanan di pinggir jalan pria itu selalu mengingatkan untuk istrinya tetap menjaga kondisi makanan namun seiring berjalannya waktu Daffa lebih banyak mengalah pria itu tidak serta merta mengizinkan apapun masuk ke dalam mulut istri nya saat dilihat penjual nya bersih dan baik maka Daffa akan mengizinkan namun ketika para penjual nya menurut Dafa tidak baik maka diri nya akan dengan segera menjalankan mobil tersebut meninggalkan tempat itu.     

"Mau nggak Mas?" tanya Gina sambil menyodorkan satu sendok batagor tersebut. Daffa lalu menggelengkan kepalanya pria itu lebih suka dengan siomay yang isinya ikan semua dibandingkan batagor yang ada keripik seperti saat ini. Terkadang hanya hal sepele seperti itu Gina selalu bertanya dengan begitu intens dan hal itu sering kali membuat Dafa pusing menjawab pertanyaan dari istrinya tersebut.     

***     

Saat ini ini semua orang sudah berkumpul di rumah Acha ibu hamil itu sejak tadi tidak henti henti nya mengunyah kacang goreng yang disuguhkan oleh kedua orang tua Acha. Bahkan Ayah Bian hanya bisa geleng geleng kepala melihat tingkah laku anaknya yang benar benar luar biasa berbeda dari sebelumnya.     

"Gina ngidamnya ada yang aneh aneh nggak?" tanya Tante Sophie orang tua dari Acha.     

"Aku nggak ada ngidam aneh-aneh kan sayang," ucap Gina sambil menatap Daffa mendengar hal itu rasanya Daffa ingin menggigit hidung istrinya itu tidak ngidam aneh aneh dalam artian apa yang dimaksud oleh Gina karena selama ini istrinya itu selalu saja meminta hal yang terkadang membuat dirinya saja pusing saat mendengar nya apalagi mencarinya. Daffa hanya menganggukkan kepala nya karena pria itu tahu jika diri nya menjawab ucapan dari istrinya tersebut maka Daffa harus siap siap untuk tidur di luar.     

###     

Selamat membaca dan terima kasih sehat semua untuk kalian semua ya bye-bye.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.